Senin, 20 Desember 2010

Perlukah Sebuah Perencanaan dalam Memulai Bisnis?

~if you fail to plan, you plan to fail~



“Pentingkah merumuskan business plan sebelum memulai usaha?”
Apabila keseluruhan entrepreneur di Indonesia – utamanya yang pemula – dihadapkan dengan pertanyaan seperti itu, saya  yakin, hanya sebagian kecil diantara ratusan ribu entrepreneur di Indonesia ini yang meluangkan sedikit waktunya untuk membuat business plan sebelum mengeksekusi usahanya. Sebagian besar lain berpendapat bahwa bisnis
adalah sebuah aksi, bukan hanya perencanaan-perencanaan panjang yang mungkin akan berakhir pada perencanaan pula.

Salah seorang pengusaha kondang Indonesia yakni Bob Sadino merupakan salah seorang entrepreneur yang mengamini untuk menjauhkan diri dari berbagai bentuk perencanaan bisnis. Bahkan secara terang-terangan di beberapa seminar bisnis, beliau berpendapat bahwa tidak diperlukan sekolah yang tinggi untuk menjadi seorang entrepreneur, yang penting ada semangat usaha dan segera menjalankannya. Namun tahu kah anda bahwa dalam menjalankan bisnisnya selama ini, Bob Sadino tak jarang membuat sebuah draft yang berisi alur kemana perusahaannya akan dibawa kedepannya? Memang draft ini bukanlah segepok proposal business plan yang mungkin hanya bisa dibaca oleh kalangan tertentu. Namun, tetap saja draft ini berisi koridor-koridor yang akan memastikan kemana alur bisnis Bob Sadino ini akan berjalan.

Sayangnya, sebagian besar pengusaha muda kita menerima mentah-mentah pernyataan seperti Bob Sadino ini. Mereka hanya fokus dalam menjalankan usahanya, tanpa mampu berpikir akan dibawa kemana usahanya kelak di masa yang akan datang. Akibatnya, baru seumur jagung usaha itu berdiri, sudah berada diambang kebangkrutan.

Kenyataannya, kebanyakan bisnis gagal bukan karena eksekusi bisnis yang buruk dari para entrepreneur tadi, tetapi karena para entrepreneur tersebut tidak menyiapkan diri untuk menghadapi dunia bisnis yang sesungguhnya. Perlu diingat, dunia bisnis tidak hanya melulu berkaitan dengan proses kerja atau usaha yang lebih berorientasi pada fungsi operasional. Ada tiga fungsi lain yang juga harus diperhatikan sebelum memulai suatu bisnis, antara lain : sumber daya mannusia, marketing dan finasial.

Fungsi operasional adalah standar kita dalam menyalurkan produk atau jasa kita sampai ke tangan konsumen. Dalam fungsi ini, servis yang baik untuk konsumen merupakan satu hal yang harus diperhatikan.

Fungsi sumber daya manusia merupakan suatu sistem yang kita bentuk, guna menyiapkan sumber daya yang tepat untuk bersama-sama memajukan bisnis kita. Fungsi ini dimulai dari proses recruitment, job descrition dan spesifikasi yang dibutuhkan, organizational chart hingga sistem gaji.

Fungsi marketing adalah strategi yang wajib kita rencanakan  untuk memenangkan penjualan produk atau jasa kita di tengah pasar yang luas. Fungsi ini umumnya terdiri dari pemetaan pasar (segmentasi), proses memasuki salah satu pasar bidikan (targeting), jati diri produk atau jasa (positioning), perencanaan produk, tempat, harga hingga promosi. Mengingat pentingnya fungsi marketing ini, tak ayal banyak pakar menyebutnya sebagai ujung tombak perusahaan.

Sedangkan fungsi finansial dapat dikatakan sebagai penopang ketiga fungsi lainnya. Fungsi finansial biasanya berisi tentang proyeksi pemasaran, ramalan penjualan, proyeksi keuangan dan proyeksi aliran arus kas.

Bisnis adalah sebuah rencana, bukan produk atau prosedur. Perencanaan yang baik memperkirakan hal-hal yang tidak terduga, tetapi akan tetap utuh dan terus digunakan selama tahun-tahun awal yang penuh cobaan. Perencanaan itu akan terus disempurnakan seiring dengan pengetahuan kita. Rencana pribadi kita mungkin adalah kebebasan finansial – kebebasan dari keharusan bekerja keras setiap hari demi uang. Namun, perencanaan bisnis kita harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dari investor dan kreditur :
1. Apakah saya bisa menghasilkan uang dengan berinvestasi di bisnisini (risiko vs imbalan)?
2. Apakah saya mengerti dan menyukai bisnis tempat saya berinvestasi ini (passion)?
3. Apakah saya mempercayai orang-orang yang menggunakan dana investasi saya?
Penting pula untuk dicatat bahwa kesuksesan dalam bisnis lebih banyak dipengaruhi oleh jiwa kewirausahaan daripada oleh usia ataupun jenis kelamin. Anda tidak pernah terlalu muda atau tua untuk menjadi pebisnis yang sukses. Di Rich Dad`s Guide to Investing, Robert Kiyosaki dan sharon Lechter mengggambarkan ciri-ciri pribadi seorang entrepreneur yang sukses antara lain :
1. Visi : kemampuan menemukan peluang yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.
2. Keberanian : kemampuan bertindak walaupun mempunyai keraguan yang besar.
3. Kreativitras : kemampuan untuk berpikir beda dari yang dipikirkan orang lain.
4. Kemampuan menghadapi kritik : tidak ada satupun orang sukses yang tidak pernah dikritik.
5. Kemampuan menunda kesenangan : sulit sekali belajar menyangkal kesenamgan jangka pendek yang segera demi keberhasilan jangka panjang. 
Jadi, saat kita menulis perencanaan bisnis kita, apakah kita sungguh-sungguh mempunyai kekerasan hati untuk gagal dan memulai tantangan lagi. Hal ini sungguh sangat penting agar perencanaan yang telah kita canangkan tetap berada pada koridornya. Namun, hal yang menarik dari bisnis adalah anda tidak perlu benar sebanyak 51% dari keseluruhan waktu, anda hanya perlu benar sekali. Atas dasar itulah maka perencanaan dalam sebuah bisnis menjadi penting.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar