Dear ma blog reader… mungkin diantara anda yang sering mengikuti timeline akun twitter saya @BangBeng sering melihat hastag #1000HarapanUntukAnakIndonesia tiap kali saya posting beberapa kegiatan yang saya lakukan, utamanya yang berkaian dengan kegiatan amal seperti konser amal ataupun bakti sosial.
Well, sebenarnya apa sih “1000 Harapan untuk Anak Indonesia”? dan bagaimana ide ini bisa lahir?
*****
Banyak sekali bencana yang menimpa bumi Indonesia di awal November 2010 kemarin, mulai dari banjir bandang di Wasior-Papua, gempa bumi dan tsunami di Mentawai hingga meletusnya gunung merapi di Jogjakarta dan sekitarnya. Tak lama berselang, di BlackBerry group “IBM Student Union UC” para rekan saya ramai sekali membicarakan “bagaimana cara kita menggalang dana untuk para korban bencana?”
Iseng berpikir sejenak, terbesitlah ide untuk menggalang dana dengan konsep “1001 Harapan untuk Indonesia”. Inti konsep ini sangat sederhana, yakni bagaimana cara kita menarik orang-orang agar mau menyumbang untuk korban bencana dan angka 1001 ini menggambarkan target yang ingin dikejar. Adapun cara-cara menyentuh hati orang-orang antara lain : mengumpulkan 1001 tanda tangan bela sungkawa, 1001 donatur, 1001 pakaian bekas layak pakai dan 1001 obat-obatan. Oh iyah, saat itu saya dan beberapa rekan di IBM Student Union berinisiatif akan mendirikan posko di acara anak IBM 2010 yang bertajuk ENCHANT, namun sayangnya acara ini keburu kelar beberapa hari kemudian sedangkan kita baru tahap concepting.
Dirasa masih perlunya menggalang dana untuk para korban, salah seorang rekan saya di IBM Student Union pun mengajak saya menemui salah seorang dosen yang bernama Ibu Ida Kristin. Dari sinilah konsep ide ini mulai digarap dengan matang. Anyway, bu Ida menyarankan kami untuk membuka ide kegiatan ini untuk semua perwakilan himpunan mahasiswa di Kampus – tidak hanya dari IBM saja – agar hasil yang didapat lebih maksimal.
Proses concepting “1001 Harapan untuk Indonesia” menjadi “1000 Harapan untuk Anak Indonesia” berjalan cukup panjang dan melelahkan. Di mulai dari akhir November 2010, ketika ibu Ida berinisiatif menggelar konser amal seperti halnya cara para artis mengumpulkan donasi hingga proses pemilihan bitang tamu (mulai dari Glenn Fredly, Vidi Aldiano, Brandon IMB, Klantink, Yovie n the Nuno) semuanya tidaklah berjalan dengan mudah. Mulai dari menejemen artis yang sulit dihubungi sampai beberapa anggota yang pesimis perlahan mengundurkan diri dari kegiatan ini.
Untungnya permasalahan ini dapat dijawab dengan hadirnya beberapa rekan yang berdedikasi tinggi semacam Sherly AW (sebenarnya dia juga konseptor sejak awal sih), Tedjo, Sasha, Rachel, Ester, Willy, Dean, Jing, Hendri, Eva, Fadhil, Marta, Dewi, Crissy dan Ivana. Sebenarnya ada banyak sih rekan yang hadir, cuma menurut saya nama-nama diatas inilah nyawa dari acar ini.
Proses berlanjut, akhirnya artis yang bersedia bekerjasama dengan kami adalah Brandon IMB dan Patton Idola Cilik 2. Karena mereka masih dianggap sebagai artis cilik inilah akhirnya nama “1001 Harapan untuk Indonesia” diubah menjadi “1000 Harapan untuk Anak Indonesia”. Btw, untuk angka 1001 yang diubah menjadi 1000 adalah saran dari Bapak Ir. Toni Antonio M. Eng selaku rektor kami.
Untuk membuat kegiatan ini menjadi “nyata”, kami semua ditargetkan untuk mencari sponsor dengan total nilai mencapai hampir dua ratus juta rupiah. Tidak hanya itu saja, kami juga diwajibkan untuk melakukan publikasi ke relasi-relasi yang kami kenal, serta menjualkan tiket acara.
Hal yang paling membuat saya dan rekan-rekan spot jantung adalah nominal dana yang masih kurang sekitar seratus juta rupiah, padahal acara sudah tinggal dua mingguan lagi. Kalau bukan sebuah mukjizat mungkin kami acara ini akan merugi. Kalau bukan karna mukjizat mungkin kami bakal nomboki kekurangan dana acara, bukan malah menyumbang untuk dana renovasi sekolah-sekolah yang telah mengajukan bantuan. Hahaha (XD)
Untungnya di saat adrenalin yang telah terpacu cepat itu, kami mendapat bantuan dari Bapak Tanadi Santoso (CEO SAM Design). Beliau menyarankan banyak hal yang sangat membantu kami dalam memperoleh dana. Tak hanya itu saja, beliau juga dengan antusias mengkonsep sebuah seminar leadership yang seluruh hasil penjualan tiketnya murni untuk di sumbangkan ke 5 sekolah yang akan di renovasi.
Singkat cerita, kebutuhan dana kita sudah BEP (tertutupi) pada H-2 dari acara konser amal. Bahkan saat hari H (11 Februari 2011), rekening kami sudah dapat dipastikan bakal mampu menyumbang untuk 5 sekolah yang membutuhkan di daerah Jogja dan sekitarnya. Senengnya.. kalau bukan karna kerja keras para panitia dan mukjizat mungkin acara ini gatot alias gagal total. Hahahaha
wew, akhirnya ketutup darimana tuh gan 100jt-nya? Dari seminar Leadership ya?
BalasHapus